MAKALAH
EKOSISTEM DARAT SEBAGAI SUMBER DAYA
Diajukan Untuk Memenuhi
Tugas Materi Kuliah Pengetahuan lingkungan
Dosen Pengampuh : Totok
yulianto S. Pd.
Oleh:
MOH. ARIF
JURUSAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN
GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP
PGRI)SUMENEP
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah dan karunia-Nya hingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Ekosistem Darat Sebagai Sumbar Daya” tepat waktu.
Makalah
ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dan dosen dalam mempelajari
mata kuliah. sehubungan dengan tujuan tersebut, maka penyusunan makalah ini
telah diusahakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pembaca / mahasiswa dalam
memahami isi dan penjelasannya.
Kami
menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini belum sempurna, meskipun sudah
kami upayakan semaksimal mungkin. Untuk itu komentar, kritik dan saran
membangun sangat kami harapkan.
Dengan
motto “tak ada gading yang tak retak” harapan kami, semoga makalah ini
bermanfaat dan ikut menunjang kegiatan pembelajaran materi ini.
Akhir
kata, kami mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata
pengantar ..........................................................................................................
Daftar
isi ...................................................................................................................
Bab 1 :
Pendahuluan .................................................................................................
A. Latar
Belakang Masalah ............................................................................
B. Rumusan
Masalah ......................................................................................
C. Tujuan
Masalah ..........................................................................................
Bab 2 :
Pembahasan ..................................................................................................
a.
Tanah dan Lahan meliputi :.......................................................................
1. Pemanfaatan
Tanah dan lahan..............................................................
2. Permasalahan
Tanah dan lahan.............................................................
3. Alternatif
Permasalahan........................................................................
b.
Hutan Tropis antara lain :..........................................................................
1. Penyebaran
Hutan Tropis......................................................................
2. Manfaat
Hutan Tropis...........................................................................
3. Kerusakan
Lingkungan.........................................................................
4. Berkurangnya
Kesuburan Tanah ..........................................................
5. Menyempitnya
Areal Lahan ................................................................
c.
Ekosistem Pertanian meliputi :..................................................................
1. Macam-macam
Ekosistem Pertanian....................................................
2. Sifat-sifat
Ekosistem Pertanian.............................................................
3. Upaya
Peningkatan Hasil Pertanian......................................................
4. Efisiensi
Penggunaan Pestisida dan Obat-obatan.................................
5. Harapan
Agro Ekosistem di masa yang akan datang...........................
Bab 3 :
Penutup ........................................................................................................
·
Kesimpulan ................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ekosistem darat
mencakup seluruh bioma yang terdapat di daratan. Bioma yang ada di seluruh
belahan bumi, yaitu hutan,
padang rumput, taiga, tundra, gurun, dan sebagainya. Eksploitasi berlebihan pada ekosistem darat sebagian besar terjadi pada ekosistem hutan. Ekosistem hutan,
khususnya ekosistem hutan hujan
tropis memiliki keanekaragaman organisme yang tinggi. Di dalamnya,
terdapat berbagai macam organisme yang
masing-masing memiliki peran penting bagi keseimbangan ekosistem.
Selain itu, di dalam ekositem hutan terdapat berbagai macam potensi yang
bermanfaat bagi kesejahteraan manusia, contohnya beberapa tanaman obat
yang bermanfaat bagi kesehatan terdapat di dalam hutan. Salah satu peran
penting keberadaan hutan bagi organisme di bumi,
yaitu keberadaan pohon-pohon dan tumbuhan lain yang dapat menyediakan
gas oksigen bagi organisme di dunia. Sejalan dengan banyaknya manfaat yang
dihasilkan dari ekosistem hutan, maka
semakin banyak juga manusia yang menggunakan sumber daya hutan untuk
kesejahteraan hidupnya. Penggunaan
atau pemanfaatan sumber daya hutan yang berlebihan sehingga menimbulkan dampak
negatif bagi ekosistem tersebut dinamakan
over eksploitasi hutan.
Saat ini,
semakin banyak manusia yang memanfaatkan sumber daya hutan secara berlebihan dan
tidak memperhatikan keseimbangan ekosistem. Penebangan hutan secara acak dalam jumlah
besar untuk industri furnitur atau industri kertas, dan pembakaran
hutan untuk area persawahan secara terus‑menerus menyebabkan dampak negatif
bagi keseimbangan Iingkungan baik secara regional maupun global.
Hutan, terutama
hutan hujan tropis, merupakan pengkonsumsi karbon dioksida terbesar karena
vegetasinya membutuhkan karbon dioksida untuk melakukan fotosintesis. Ketika banyak
wilayah hutan hilang, ditambah dengan tingginya buangan gas karbon dioksida
dari berbagai aktivitas manusia, maka gas karbon dioksida akan terakumulasi di
atmosfer. Adanya karbon dioksida dalam jumlah berlebih di atmosfer dapat
menimbulkan terjadinya kenaikan suhu udara secara global sehingga dapat mengubah
pola iklim bumi. Salah satu efek dari peningkatan suhu global adalah mencairnya
es di kutub. Bila
es mencair, maka permukaan air laut akan naik yang dapat memengaruhi keseimbangan
ekologis di seluruh bumi.
Kebakaran hutan
dan penebangan pohon secara dalam jumlah besar menyebabkan hilangnya
habitat makhluk hidup yang tinggal di dalamnya. Akibatnya banyak organisme yang mati
karena tidak adanya tempat untuk bereproduksi dan hilangnya sumber makanan. Dampak
lain yang dapat ditimbulkan dari eksploitasi ekosistem hutan secara
berlebihan adalah hilangnya daerah resapan air. Hutan merupakan daerah resapan air
hujan yang paling besar karena akar pohon-pohon dan tumbuhan hutan lainnya
mampu menyerap dan menyimpan air. Hilangnya populasi tumbuhan di hutan dan daratan
lainnya menyebabkan air hujan yang jatuh ke tanah tidak terserap, tetapi ikut
terbawa bersama tanah menuju perairan atau disebut dengan peristiwa erosi.
Sebagai akibatnya,
tanah menjadi tandus dan kering.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam penulisan makalah ini perlu sekali
dibuat perumusan masalah yaitu :
1. Apa
yang dimaksud dengan tanah dan lahan serta pengolahannya ?
2. Apa
yang dimaksud hutan tropis dan apa saja macam-macamnya ?
3. Apakah
pengertian ekosistem pertanian dan bagaimana cara pengelolaannya ?
C.
Tujuan
Masalah
Dalam
penulisan makalah ini kami bertujuan yaitu :
1. Untuk
mengetahui yang dimaksud tanah dan lahan serta cara mengelolanya
2. Untuk
mengetahui yang dimaksud hutan tropis dan macam-macamnya
3. Untuk
mengetahui cara pengelolaan ekosistem pertanian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tanah dan Lahan
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin:
solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Sejak tahun 1970, istilah lahan mulai banyak
digunakan. Menurut FAO, lahan diartikan sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya
layak disebut seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut
mulai dari biosfer atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk lahan, tanah dan
ekologinya, hidrologi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia
pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh
nyata pada penggunaan manusia saat ini dan akan datang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain.
1. Pemanfaatan
Tanah
Tanah
merupakan lapisan terluar dari permukaan bumi serta merupakan hasil pelapukan
batuan danbahan organik yang hancur akibat proses bahan organik yang hancur
akibat proses alam. Pada dasarnya, tanah berasal dari alam. Tanah berasal dari
batu-batuan, sedangkan proses pembentukan tanah dipengaruhi oleh beberapa unsur
penting seperti iklim, bahan induk, organisme, topografi dan waktu. Proses
pembentukan tanah berlangsung secara terus menerus sehingga kemungkinan
terdapat bahan (unsur) pada tanah yang bertambah maupun yang hilang.
Berikut
manfaat dan pemanfaatan sumber daya tanah untuk kehidupan, yaitu;
a.
Penyediaan
unsur hara untuk tumbuhan. Ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi
suatu tumbuhan. Jumlah dan jenis unsur hara yang tersedia di tanah dan
dibutuhkan oleh tumbuhan haruslah sesuai dan seimbang.
b.
Penyedia
makanan untuk biota tanah. Tanah menjadi habitat pengurai yang menguraikan sisa
organisme mati menjadi bahan makanan yang dibutuhkan oleh tanaman dan organisme
lain.
c.
Sebagai
habitat hidup dan melakukan kegiatan. Tanah merupakan tempat manusia dan
makhluk hidup lainnya melakukan kegiatannya. Di dalam tanah, hidup pula
berbagai organisme tanah, misalnya cacing tanah.
d.
Sumber
bahan baku barang kerajianan atau perabot rumah tangga. Kandungan tanah liat
dapat di manfaatkan manusia untuk membuat batu bata, barang-barang seni dan
kerajinan, maupun alat-alat rumah tangga. Tanah liat juga dapat dimanfaatkan
salah satunya sebagai bahan baku genteng penutup atap rumah atau bangunan.
e.
Memiliki
nilai ekologi, yaitu mampu menyerap dan menimpan air (melindungi tata air),
menekan erosi, serta menjaga kesuburan tanah.
f.
Memiliki
nilai ekonomis yaitu sebagai aset yang dapat disewakan atau diperjual belikan
g.
Mengandung
barang tambang atau bahan galian yang berguna untuk manusia.
Dengan mengetahui ke 7 manfaat sumberdaya tanah
ini, kita dapat menjaga dan melestarikannya serta menghindari pencemaran.
2. Permasalahan
tanah
a. Pencemaran
pada tanah dan lahan
Masalah
pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat popular pada, banyak dibahas
oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini. Masalah pencemaran
merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat penanganan secara serius
oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat buruk yang terjadi karena
pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat mencegah jangan sampai terjadi
pencemaran lingkungan.
Pencemaran
lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan,
sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak
seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga
karena perbuatan manusia. Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan
manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan teknologi sehingga
banyak menimbulkan pencemaran lingkungan. Manusia adalah merupakan satu satunya
komponen Lingkungan Hidup biotik yang mempunyai kemampuan untuk dengan
sengaja merubah keadaan lingkungan hidup. Dalam usaha merubah lingkungan
hidupnya ini dengan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat
menimbulkan masalah yang disebut pencemaran. Manusia juga dapat merubah keadaan
lingkungan yang tercemar akibat berbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan
yang lebih baik, menjadi keadaan seimbang, dapat mengurangi terjadinya
pencemaran lingkungan, bahkan diharapkan untuk dapat mecegah terjadinya
pencemaran.
b. Erosi
Erosi
merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin
diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah
karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya
adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan
tingkat erosi yang tinggi. Selain faktor curah hujan, tekstur
tanah dan kemiringannya, tutupan
tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman
pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh
angin, air laut dan es.
3. Alternatif
permasalahan
Salah satu alternatif untuk
menanggulangi pencemaran yang terjadi pada tanah yaitu :
a. Remediasi
Remediasi
adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis
remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih
murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman,
tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke
bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang
kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini
jauh lebih mahal dan rumit. Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di
suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah
dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi
zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon
dioksida dan air).
b. Teras Bangku/teras
siring
Dibuat
dengan cara memotong
lereng dan meratakan tanah di bidang olah sehingga
terjadi deretan menyerupai tangga. Teras siring
bermanfaat sebagai pengendali aliran permukaan dan erosi. Cara ini
diterapkan pada lahan dengan lereng 10 hingga 40derajat, tanah dengan solum
dalam (> 60 cm), tanah yang relatif tidak mudah longsor, dan tanah yang tidak mengandung unsur beracun
bagi tanaman seperti aluminium dan besi.
B.
Hutan Tropis
1. Hutan tropis dan penyebarannya
Bioma adalah
keragaman flora dan fauna yang terdapat di suatu wilayah geografis tertentu
dipengaruhi oleh :
a. elevasi dan morfologi
b. kondisi Iklim (curah hujan dan intensitas
penyinaran matahari).
c. letak lintang
d. kesuburan tanah.
Bioma hutan tropis hanya dapat ditemukan di
daerah khatulistiwa yang memiliki curah hujan sangat tinggi (2000-2500 mm/thn)
dengan suhu rata-rata 25 0C. Hal ini memungkinkan berbagai jenis
tumbuhan untuk hidup. Hutan hujan selalu hijau sepanjang tahun dan memiliki
daun yang lebar sehingga menutupi bagian bawahnya dari sinar matahari. Hutan
tropis yang paling luas terdapat di kawasan Amazon, Amerika selatan yang
dikenal dengan nama selva
Hutan tropis memiliki 4 lapisan, yaitu emergen,
kanopi, hutan muda dan semak belukar. Emerjen adalah lapisan teratas dari hutan
tropis sehingga lapisan inilah yang paling banyak menerima sinar matahari.
Dibawah lapisan emerjen terdapat kanopi, yaitu lapisan pepohonan yang berdaun
rapat sehingga membentuk payung raksasa yang sulit untuk ditembus oleh sinar
matahari. Pada lapisan tengah, tumbuh pohon-pohon muda yang merupakan turunan
pohon raksasa di atasnya. Lapisan ini disebut hutan muda. Pada bagian bawah
terdapat lantai hutan tropis. Pada lapisan ini hanya semak belukar, lumut,
pakis, dan tumbuhan epifit yang dapat hidup. Hutan tropis dapat dibedakan atas
2 bagian yaitu : hutan tropis basah (oceanik) dan hutan tropis
kering (continental)
a. Hutan tropis Basah (Oceanik)
Terletak pada kawasan lintang tropis (00-23,50 LU
dan LS) dengan kadar
kelembaban dan penguapan sangat tinggi serta memiliki curah hujan yang
sangat besar. Hal ini dapat terjadi karena wilayah daratan tersebut dikelilingi
oleh lautan. Faktor-faktor di atas menyebabkan jenis flora yang terdapat di
daerah seperti ini sangat beraneka ragam. ciri fisik daerah tropis basah antara
lain :
a)
kelembaban udara relatif tinggi, di atas 60%
b)
amplitudo suhu udara harian relatif rendah,
20C-50 C dan
c)
suhu udara rata-rata relatif tinggi ±260C
Penyebaran
hutan tropis basah terdapat di Amerika selatan, Semenanjung Amerika tengah,
Pesisir Afrika bagian barat dan timur, Madagaskar, dan Asia tenggara. Hutan
tropis basah memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Jenis vegetasi yang tumbuh bermacam-macam (lebih dari 100
spesies)
b. Senantiasa rimbun dan sangat rapat sepanjang tahun
c. Pada umumnya pohon tumbuh mencapai tinggi 60 meter lebih,
selain itu terdapat pulae pifit dan
tumbuhan pencekik
b. Hutan tropis
kering
Hutan tropis kering adalah hutan yang terdapat di
pedalaman daratan (benua) yang sudah tidak dipengaruhi lagi oleh angin
laut. Ciri fisik dari wilayah tropis kering antara lain :
1. Kelembaban udara
relatif rendah, kurang dari 50%
2. Amplitudo suhu harian
relatif tinggi di atas 100 C dan
3. Suhu udara
rata-rata relatif tinggi ±310C
Hutan tropis kering memiliki ciri fisik yang
sangat berbeda jika kita bandingkan dengan tropis basah. Walaupun terletak pada wilayah yang
sama (daerah tropis) tetapi daerah hutan tropis kering tidak begitu banyak
memiliki spesies flora yang tumbuh. Penyebaran hutan tropis kering
meliputi Asia barat, Afrika bagian tengah, dan Asia timur bagian tengah.
Meskipun terdapat perbedaan dari banyaknya
jenis vegetasi yang tumbuh antara hutan tropis basah dengan hutan tropis
kering, namun karakteristik hutan yang terbentuk pada dasarnya adalah sama
yaitu pohon yang terbentuk rata-rata berdaun lebat dan senantiasa membentuk atap hutan (canopy) yang
menyebabkan dasar hutan menjadi gelap dan terdapat semak belukar yang dikenal
dengan liana dan epifit.
c. Hutan hujan
tropis
Hutan hujan tropika atau sering juga ditulis sebagai hutan hujan tropis adalah bioma berupa hutan yang selalu basah atau lembap,
yang dapat ditemui di wilayah sekitar khatulistiwa; yakni kurang lebih pada
lintang 0°–10° ke utara dan ke selatan garis khatulistiwa. Hutan-hutan ini didapati di Asia, Australia, Afrika, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko dan Kepulauan Pasifik. Dalam peristilahan bahasa Inggris, formasi
hutan ini
dikenal sebagai lowland
equatorial evergreen rainforest, tropical lowland evergreen rainforest, atau secara ringkas
disebut tropical rainforest.
Hutan hujan tropika merupakan rumah untuk setengah spesies flora dan fauna di
seluruh dunia. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai "farmasi terbesar
dunia" karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di hutan hujan
ini.
·
Ciri ekologis dari wilayah hutan hujan tropis antara lain :
a. curah hujan tahunan minimum berkisar
antara 1.750 millimetre (69 in) dan 2.000 millimetre
(79 in)
b. rata-rata temperatur bulanan berada
di atas 18 °C (64 °F) di sepanjang tahun
Hutan
hujan tropika merupakan vegetasi yang paling kaya, baik dalam arti jumlah jenis makhluk hidup yang membentuknya, maupun dalam tingginya nilai sumberdaya lahan (tanah, air, cahaya matahari) yang dimilikinya. Hutan dataran rendah ini didominasi oleh
pepohonan besar yang membentuk tajuk berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata
adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat, dan
hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini :
a. Lapisan pohon-pohon yang lebih
tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol di atas atap tajuk (kanopi hutan)
sehingga dikenal sebagai “sembulan” (emergent)
b. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang
tingginya antara 24–36 m
c. Lapisan tajuk bawah, yang tidak
selalu menyambung. Lapisan ini tersusun oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang
tertekan pertumbuhannya, atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.
·
Penyebaran
geografis hutan hujan tropis
Hutan
hujan dataran rendah tropika ini ditemukan baik di kawasan Malesia maupun diAmerika tropis; namun kemungkinan tidak terbentuk di Afrika. Di luar wilayah Malesia,
hutan-hutan ini di Asia didapati sedikit-sedikit di sekitar Assam dan Burma, sepanjang jalur sempit di Ghats
Barat (India), Kepulauan Andaman,di perbatasan Thailand dengan Kamboja,di Cina selatan, Hainan dan Taiwan, serta di Pasifik di Kepulauan Melanesia dan mungkin pula Mikronesia.
2. Manfaat
hutan tropis
Manfaat
hutan tropis adalah sebagai berikut :
·
Dapat memenuhi kebutuhan manusia
·
Sebagai tempat tinggal fauna dan flora
·
Penyimpan cadangan air
·
Meelindungi dunia dari pemanasan global
·
Tempat berkembangbiak para binatang
·
Dapat mencegah terjadinya banjir
·
Sebagai rekreasi
·
Tempat produksi O2,dll
3. Kerusakan
hutan tropis
Hutan hujan tropis terletak di daerah tropis dan
mendapat sinar matahari sepanjang tahun. Di bumi terdapat tiga bagian hutan
tropis yang luas yaitu : Di Benua Amerika, terkenal dengan Hutan Amazon, di
Afrika terdapat hutan tropis Zaire dan sekitarnya. Sedangkan di
Asia terdapat Hutan tropis yang luas di daerah Indonesia dan
Malaysia. Hutan tropis hampir mencakup 30 % luas daratan di permukaan bumi.
Namun sayang, pengurangan luas hutan tropis terus terjadi secara drastis. Di
Indonesia saja kerusakan hutan tropis setiap tahun diperkirakan 1,6 juta sampai
2 juta. Hutan tropis Brasil, hilang sekitar 50.000 mil persegi dalam jangka
waktu 5 tahun terakhir, yang semuanya itu merupakan perbuatan manusia
yang tidak bertanggung jawab dalam menebang hutan secara liar tanpa memilah dan
memilih dan juga oleh alam yang sudah mulai tidak bersahabat dengan manusia,
seperti gempa, banjir, longsor, dll.
·
Cara-cara
mencegah dan menanggulangi kerusakan hutan :
i.
Reboisasi
atau penghijauan di lahan yang telah rusak
ii.
Mencegah
penebangan liar dan menerapkan sistem tebang pilih
iii.
Mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan bakar alternative
iv.
Membuat
sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian.
v.
Mengolah
limbah terlebih dahulu sebelum dibuang kelingkungan
vi.
Melakukan
upaya remidiasi, yaitu membersihkan permukaan tanah dari berbagai macam polutan
vii.
Menggunakan
bahan-bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah
Menerapkan
prinsip 4R yaitu :
1) Reduce, artinya
mengurangi pemakaian
2) Reuse, artinya
memakai ulan
3) Recycle, artinya
mendaur ulang
4) Replant, artinya
menanam atau menimbun sampah organic
4. Berkurangnya kesuburan tanah
Penyebab berkurangnya atau
menurunnya kesuburan tanah ialah sebagai berikut:
a. Alih Guna Hutan Menjadi Tanaman Semusim.
alih
guna lahan dari utan menjadi tanaman semusim mengakibatkan perubahan sistem
yang terdapat didalamnya. Sehingga tanah yang sebelumnya subur karena sirklus
hara yang tertutup, saat penggunaan lahan menjadi pertanian intensif unsur hara
terserap terus menerus tanpa adanya masukan BO dari sekitarnya.
b. Pola Tanam Yang Salah.
Pola
tanam yang duterapkan petani salah dengan adanya satu jenis komoditas yag
ditanam setiap musimnya tanpa adanya pergiliran tanaman, sehingga unsur hara
yang ada di tanah diambil secara terus menerus sesuai dengan kebutuhannya.
c. Penggunaan Pupuk Kimia Secara Terus Menerus.
Penggunaan
pupuk kimia yang diterapkan petani selama revolusi hijau menjadikan kerusakan
tanah karena residu yang disebabkan bahan kimia. Tanah yang terkena bahan kimia
terus menerus akan mengalami degradasi kesuburan dan mengalami ketergantungan
akan bahan kimia.
d. Terjadinya Erosi.
Terjadinya
erosi mengakibatkan kesuburan tanah menurun sebab bagian top soil yang subur
tererosi. Semakin besar erosi yang terjadi kesuburan tanah juga akan menurun
drastis dan mengakibatkan longsor yang malah mengakibatkan kehilangan solum
tanah.
e. Terjadinya Leaching Unsur Hara.
Leaching
atau pencucian akan mengakibatkan kehilangan unsur hara karena terbawa oleh air
turun ketanah yang paling bawah sehingga slit diambil akar bahkan tidak dapat
diambil akar tanaman.
f. Terjadinya Penguapan Unsur Hara.
Penguapan
unsur hara dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun dikarenakan tanah tidak
tertutup tanaman, sehingga sinar matahari dapat langsung mengenai tanah.
g. Bencana Alam.
Bencana
alam ini yang dapat menyebabkan menurunnya kesuburan tanah adalah adanya
tsunami, banjir dan longsor. Karena dapat mengikis tanah dan menghilangkan
bagian yagn subur.
h. Bekas Pertambangan Yang Semakin Berkembang.
Penurunan
kesuburan tanah terjadi di daerah pertambangan yang merusak ekosistem dan
meninggalkan logam berat yang merusak tanah. Sehingga sulit untuk ditanami.
i.
Limbah
Pabrik Yang Mencemari Tanah.
Pembuangan
limbah-limbah pabrik dapat menurunkan kesuburan tanah karena terjadi pencemaran
yang mengakibatkan tanaman sulit tumbuh.
j.
Masukan
Bo Yang Rendah.
Akibat
dari pertanian yang intensif dan penggunan tanaman semusim mengakibatkan
pemasukan bahan organik rendah seperti seresah.
k. Penggunaan Pestisida Kimia.
Penggunaan
pestisida kimia untuk membunuh hama dan penyakit akan mempengaruhi kesuburan
tanah juga karena residu yang ditimbulkan. Saat pengaplikasian pestisida pasti
mengenahi tanah.
l.
Bahan
Induk Sudah Resisten Terlapuk.
Tanah
yang sudah mengalami tingkat pelapukan lanjut akan cenderung ketersediaan
haranya rendah. Karena masukan dari bahan induk yang telah resisten terlapuk.
5. Menyempitnya areal lahan
Ada
sejumlah faktor yang menjadi penyebab berkurangnya areal pertanian seperti
bertambahnya jumlah penduduk, berkembangnya pusat bisnis dan naiknya pembangunan perumahan. Hal ini tak bisa dibendung sebagai efek dari
suatu kota yang sedang berkembang,”
C.
Ekosistem
pertanian(Agroekosistem)
Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan
hewan yang berhubungan dengan lingkungannya (baik fisik maupun kimia) yang
telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan Pangan, pakan, serat, kayu bakar,
dan produk- produk lainnya.
Pengertian lain tentang agroekosistem adalah, bahwa agroekosistem merupakan salah satu bentuk
ekosistem binaan manusia yang bertujuan menghasikan produksi pertanian guna
memenuhi kebutuhan manusia.
Konsep agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan pertanian, yang
biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia.
Atau dalam arti lain agroekosistem adalah
suatu kawasan tempat membudidayakan makhluk hidup tertentu meliputi apa saja
yang hidup di dalamnya serta material lain yang saling berinteraksi. Agar lebih
mudah difahami, dapat diartikan lahan pertanian dalam arti luas, termasuk kedalamnya
hutan produksi dengan komoditas tanaman industry (HTI), kawasan peternakan
dengan lading penggembalaan serta tambak-tambak ikan
Ekosistem
pertanian (agroekosistem) memiliki keanekaragaman biotik dan genetik yang
rendah dan cenderung semakin seragam, sehingga tidak stabil dan ini memacu
terjadinya peningkatan populasi hama. Agroekosistem merupakan salah satu
bentuk ekosistem binaan manusia yang dikelola semaksimal mungkin untuk
memperoleh produksi pertanian dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai kebutuhan
manusia. Ekosistem pertanian meliputi :
1. Macam-macam
ekosistem pertanian
Berdasarkan macam-macam
varietas tanaman yang ditanam, diantaranya:
a)
Monokultur, yaitu satu jenis atau satu varietas tanaman saja yang di tanam
dalam agroekosistem
b)
Polikultur, yaitu penanaman lebih dari satu jenis atau varietas tanaman
dalam satu kawasan agroekosistem. Meliputi: tumpang sari (Multiple cropping),
tanam lajur (Intercropping) dan tanam bergilir lebih dari satu jenis atau
varietas tanaman (alleycropping).
2. Sifat-sifat
ekosistem pertanian
3. Upaya
meningkatkan hasil pertanian
Upaya
meningkatkan hasil pertanian adalah sebagai berikut :
a) Intensifikasi
Pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan
pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian
dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi pertanian banyak dilakukan di
Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit. Pada awalnya
intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani, yang kemudian
dilanjutkan dengan program sapta usaha tani. Adapun sapta usaha tani dalam
bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut :
• Pengolahan tanah yang
baik
• Pengairan yang
teratur
• Pemilihan bibit
unggul
• Pemupukan
• Pemberantasan hama
dan penyakit tanaman atau gulma
• Pengolahan pasca
panen
b) Rehabilitasi
Pertanian
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian
yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan
produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang
lebih produktif.
c) Ekstensifikasi
Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil
pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian baru,misalnya membuka hutan
dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum
dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka
persawahan pasang surut. Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah
jarang penduduk seperti di luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan
transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya.
d) Diversifikasi
Pertanian
Adalah usaha penganekaragaman jenis
usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu
hasil pertanian.
Diversifikasi pertanian dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
• Memperbanyak jenis kegiatan pertanian,
misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
• Memperbanyak jenis tanaman pada suatu
lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi
ladang.
e) Mekanisasi
Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil
pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern. Mekanisasi pertanian
banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada
program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga
utama.
f) Rehabilitasi
Pertanian
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian
yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan
produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman
yang lebih produktif.
4. Efisiensi
penggunaan pestisida
Untuk
melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya
kekayaan alam hayati, dan supaya pestisida dapat digunakan efektif, maka dalam
penggunaan pestisida harus menyesuaikan dengan aturan-aturan yang telah tertera
pada label cara penggunaan pestisida. Dan juga peredaran, penyimpanan dan
penggunaan pestisida diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973. Dalam
peraturan tersebut antara lain ditentukan bahwa:
v tiap pestisida harus didaftarkan kepada Menteri
Pertanian melalui Komisi Pestisida untuk dimintakan izin penggunaannya
v hanya pestisida yang penggunaannya terdaftar
dan atau diizinkan oleh Menteri Pertanian boleh disimpan, diedarkan dan
digunakan
v pestisida yang penggunaannya terdaftar dan atau
diizinkan oleh Menteri Pertanian hanya boleh disimpan, diedarkan dan digunakan
menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam izin pestisida itu
v tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa
Indonesia yang berisi keterangan-keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 429/ Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang ditetapkan dalam pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.
5. Harapan
agroekosistem dimasa yang akan datang
Harapan agroekosistem indonesia dimasa
yang akan datang adalah sebagai berikut :
·
Indonesia mampu memanfaatkan potensi
sumber daya alamyang besar dan beragam
·
Indonesia mampu memaksimalkan keuntungan
letak geografis untuk meningkatkan kualitas dan kualitas pertanian Indonesia
·
Petani mendapat kesejahteraan dan
profesi sebagai petani bukan profesi yang rendah
·
Hasil pertanian Indonesia mampu
mencukupi kebutuhan seluruh penduduk Indonesia
·
Peningkatan kualitas hasil pertanian
sehingga mampu bersaing di pasar internasional
·
Indonesia mampu menciptakan teknologi
dan meningkatkan penelitian untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian
Indonesia
·
Indonesia mampu berswasembada pangan
setiap tahun
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin:
solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang
berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan
tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Sejak
tahun 1970, istilah lahan mulai banyak digunakan. Menurut FAO, lahan diartikan
sebagai tempat di permukaan
bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan saling berkaitan satu sama
lain, memiliki atribut mulai dari biosfer atmosfer, batuan induk, bentuk-bentuk
lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari
aktivitas manusia pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa variabel
itu berpengaruh nyata pada penggunaan manusia saat ini dan akan datang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah lahan bararti tanah terbuka, tanah garapan. Lahan diartikan sebagai suatu tempat terbuka di permukaan bumi yang dimanfaatkan oleh manusia, misalnya untuk lahan pertanian, untuk membangun rumah, dan lain-lain.
Ø Pengolahan tanah dan lahan
Pengolahan
tanah dan lahan adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang ditujukan
untuk menciptakan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan
utama pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bagi benih,
menggemburkan tanah dan lahan pada daerah perakaran, membalikkan tanah sehingga
sisa-sisa tanaman terbenam dalam tanah, dan memberantas gulma.
Untuk
mencapai hasil pengolahan tanah yang tidak hanya baik bagi pertanian tapi juga
bagi usaha-usaha koservasi, maka usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut :
·
Tanah
diolah seperlunya saja
·
Pengulahan
tanah dilakukan pada saat kandungan air yang tepat
·
Penggolahan
tanah dilakukan sejajar garis kontur
·
Merubah
kedalaman pengulahan tanah
·
Pengulahan
tanah sebaiknya diikuti dengan pemberian mulsa
2.
Bioma hutan tropis hanya dapat ditemukan di
daerah khatulistiwa yang memiliki curah hujan sangat tinggi (2000-2500 mm/thn)
dengan suhu rata-rata 25 0C. Hal ini memungkinkan berbagai jenis
tumbuhan untuk hidup. Hutan hujan selalu hijau sepanjang tahun dan memiliki
daun yang lebar sehingga menutupi bagian bawahnya dari sinar matahari. Hutan
tropis yang paling luas terdapat di kawasan Amazon, Amerika selatan yang
dikenal dengan nama selva.
Macam-macam hutan tropis ada 3 yaitu :
a) Hutan tropis kering
b) Hutan tropis basah
c) Hutan hujan tropis
3.
Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan
hewan yang berhubungan dengan lingkungannya (baik fisik maupun kimia) yang
telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan Pangan, pakan, serat, kayu bakar,
dan produk- produk lainnya.
Ekosistem pertanian (agroekosistem)
memiliki keanekaragaman biotik dan genetik yang rendah dan cenderung semakin
seragam, sehingga tidak stabil dan ini memacu terjadinya peningkatan populasi
hama. Agroekosistem merupakan salah satu bentuk ekosistem binaan manusia
yang dikelola semaksimal mungkin untuk memperoleh produksi pertanian dengan
kualitas dan kuantitas yang sesuai kebutuhan manusia.
·
Cara
mengelola pertanian agar hasilnya memuaskan
-
Pengolahan tanah yang baik
-
Pengairan yang teratur
-
Pemilihan bibit unggul
-
Pemupukan
-
Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
atau gulma
-
Menyesuaikan tanaman dengan musim
-
Penggunaan pestisida yang sesuia
peraturan
Daftar
pustaka
Ø
Dr. Ir. Suripin, M.Eng. 2002.
Pelestarian Tanah dan Air. Yogyakarta: ANDI yogyakarta
Ø http://pengertian-definisi.blogspot.com/2011/10/manfaat-ekonomi-dan-dampak-ekologis.html
Ø http://materimahasiswa.wordpress.com/2012/05/04/ekosistem-pertanian-agroekosistem/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar